Manusia
harus mempunyai pedoman, agar hidupnya terarah. Agar tidak goyah menghadapi
rintangan-rintangan yang dihadapi dalam proses perjalanan hidup. Oleh karena
itu setiap aktifitas hidup pun perlu dibimbing oleh pedoman atau teori yang
ada.
Dunia
pergerakan sebagai sebuah profesi revolusioner yang telah atau sedang dan yang
akan kita geluti untuk membebaskan rakyat dari penindasan dan penghisapan kaum
penindas pun memerlukan panduan berupa logika berpikir, tentunya logika
berpikir yang sudah teruji keampuhannya dalam merontokan sistem penindasan.
Adagium Rusia berkata:
Persoalan
logika berpikir adalah masalah hubungan antara pikiran dan keadaan, atau
antara ide (pikiran) dengan materi. Antara mana yang lebih dahulu (primer) dan
sekunder antara ide dan materi? Dengan logika berpikir maka kita akan bisa
memilah persoalan, membuat prioritas-prrioritas tentang hal-hal yang mendesak
yang harus dilakukan seorang aktivis gerakan untuk perubahan.
Jawaban atas pertanyaan ini membagi dua aliran filsafat
yaitu: Idealisme dan Materialisme.
Idealisme memandang bahwa ide lebih
dahulu (primer), kemudian disusul oleh materi (sekunder).
Materialisme
memandang sebaliknya. Materi dahulu
(primer), baru melahirkan ide (sekunder)
Filsafat idealisme terbagi menjadi dua sebagai berikut
:
Idealisme Obyektif yaitu idealisme yang memandang bahwa terdapat ide yang
berada dI luar eksistensi manusia dan alam semesta. Semua yang material adalah
hasil karya ide yang berada di luar manusia. Segala fenomena alam maupun
fenomena sosial adalah hasil rekayasa ide obyektif tersebut. Hegel menyebut ide
di luar manusia itu sebagai “ide Absolut” yang tidak terbatas pada/oleh
ruang/tempat atau waktu. Jadi bersifat kekal immanen. Dalam kehidupan
sehari-hari pemikiran Idealisme Obyektif mengambil bentuk penumpuan segala
sesuatu kepada apa yang disebut dengan tuhan, dewa, dan kekuatan- kekuatan
ghaib lainnya. Logika Mistik adalah salah satu bentuk filsafat Idealisme
Obyektif.
Idealisme Subyektif yaitu idealisme yang memandang bahwa dunia materi adalah
sensasi-sensasi manusia, sedangkan pikiran dan perasaan adalah satu-satunya zat
(substansi) yang riil. Orang yang selalu menumpukan harapan-harapan kepada ide
manusia adalah contoh orang yang idealis subyektif.
Idealisme Obyektif menyangkal adanya dunia materil yang
obyektif dan mengakui dunia yang riil hanya dalam sensasi
manusia.
Filsafat materialisme memandang bahwa materi lebih dahulu
ada (primer) sedangkan ide atau pikiran adalah sekunder. Dengan kata lain materialisme
mengakui bahwa materi menentukan ide, bukan ide menentukan materi.
Contoh : Karena meja atau kursi secara obyektif ada maka
orang berpikir tentang meja dan kursi. Bisakah seseorang memikirkan meja atau
kursi sebelum benda yang terbentuk meja dan kursi belum atau tidak ada.
Filsafat Materialisme terbagi menjadi 4 (empat) :
a.
Materialisme Primitif
Faham
materialisme yang berkembang pada zaman Yunani Kuno kira-kira 600 tahun sebelum
masehi. Secara ilmiah masih sederhana tetapi merupakan cikal bakal dari paham
materialisme. Materialisme primitif inilah berperan dalam
perkembangan paham Materialisme selanjutnya.
b.
Materialisme Mekanik
Materialisme
mekanik memandang bahwa setiap gejala bagaikan mesin segala macam gerak
dipandang hanya sebagai gerak mekanik yaitu pergeseran tempat dan perubahan
jumlah saja tanpa perubahan secara kualitatif. Seperti gerak pada
putaran rantai sepeda.
c.
Materialisme Metafisik
Materialisme
metafisik memandang bahwa : gejala alam sebagai suatu yang
kebetulan saja. tidak ada saling hubungan antara materi
(materi terpisah- pisah). gejala alam adalah diam, tidak bergerak,
berhenti, statis, mati dan tidak berubah-ubah. Proses perkembangan
materi sebagai proses sederhana, tidak ada perubahan kuantitatif ke perubahan
kualitatif.
d.
Materialisme Dialektika (Dialectica Materialism--DIAMAT)
Matrialisme
Dialektika adalah materialisme yang memandang segala sesuatu selalu berkembang
sesuai dengan hukum-hukum dialektika. Hukum Dialektika: Hukum tentang
saling hubungan dan perkembangan gejala-gejala yang berlaku secara obyektif di
dalam dunia semesta.
POKOK-POKOK PANDANGAN MATERIALISME
DIALEKTIKA
|
A.
DUNIA ADALAH MATERIL
Segala
macam gejala yang ada di dunia mempunyai satu dasar yaitu materi. Dunia semesta
ini pada dasarnya adalah materil dan dunia materil adalah
satu-satunya dunia yang nyata (riil)
DEFINISI
MATERI
Secara
filsafat
Segala
sesuatu yang ada di luar dan tidak tergantung pada kesadaran manusia; Tidak
dicipta dan dikendalikan oleh sesuatu ide apapun dan dapat menimbulkan sensasi
serta melahirkan refleksi di dalam fikiran manusia.
Secara
ilmu alam (fisika)
Fisika hanya memandang materi yang ada di alam ini
dari struktur (susunan) dan organisasinya. Misalnya: Kapur terdiri dari
unsur kimia zat perekat, zat pewarna dan kalsium. Masing-masing unsur kimia
mempunyai komposisi zat perekat 14 %, pewarna 6% dan kalsium 80%. Pengertian
materi secara fisika hanya sebatas hal-hak tersebut.
Pengertian materi secara filsafat berdasarkan saling
hubungan antara keadaan dengan fikiran, antara obyek dengan subyek.
Sedangkan pengertian materi secara fisika
berdasarkan tingkat perkembangan pengetahuan manusia terhadap
alam. Kembali kita bicara tentang kapur tulis tadi. Ilmu Pengetahuan manusia
hingga saat masih belum menemukan adanya zat atau unsur kimia baru dalam
komposisi tertentu di dalam susunan kapur tulis. Oleh karena itu, maka kapur
tulis dalam Fisika disimpulkan berdasarkan tingkat pengetahuan manusia itu
tadi, kapur tulis yaitu terdiri dari 14% zat perekat, 6% zat pewarna dan 80%
kalsium.
Jadi pengertian materi secara filsafat lebih luas dan
bersifat umum, tidak sebatas benda-benda atau proses alam saja,
tetapi juga termasuk fenomena-fenomena sosial. sedangkan
pengertian materi secara fisika hanya sebatas tentang benda-benda atau
fenomena alam saja.
Pengertian materi secara filsafat bersifat mutlak dan abadi
karena bagaimanapun majunya pengetahuan manusia tidak akan
mengubah kebenaran bahwa materi itu eksis secara obyektif dan tidak
tergantung pada kesadaran manusia, sedangkan pengertian materi secara
fisika bersifat relatif dan sementara karena bergantung pada
perkembangan pengetahuan manusia.
DEFINISI
IDE
Materialisme berpendapat bahwa ide (pikiran) lahir dan
ditentukan oleh materi, keberadaan ide adalah sekunder.
Dua hal tentang ide :
Ide dilahirkan semacam materi tertentu
yang akrab disebut otak atau organisme sistem saraf yang telah
mencapai tingkat perkembangan yang paling tinggi, karena tanpa otak
maka tidak akan ada ide atau fikiran.
Otak atau sistem urat saraf adalah hasil tertinggi dari
proses perkembangan alam materil.
Ide adalah pencerminan (refleksi/manifestasi) dari
kenyataan obyektif. Ide adalah dunia materil yang dicerminkan otak manusia
dan diterjemahkan dalam bentuk-bentuk piikiran. Pencerminan hanya
bisa terjadi dengan adanya kontak langsung antara kesadaran manusia dengan luar
(materil) dengan adanya praktek sosial manusia. Oleh karena itu ide juga
merupakan proses perkembangan praktek sosial manusia.
PERAN
DAN AKTIF IDE
Walaupun
Materialisme Dialektika berpendirian bahwa materi adalah primer dan ide
adalah sekunder namun tidak mengabaikan peranan aktiif ide terhadap
(perkembangan) materi dalam arti :
Ide adalah pencerminan diri kenyataan obyektif. Pencerminan
disini bukanlah pencerminan yang sederhana dan langsung tetapi merupakan
pencerminan yang aktif melalui pemikiran yang rumit (canggi) sehingga dapat
mencerminkan kenyataan obyektif apa adanya secara keseluruhan. Karena adanya
peranan aktif ide, maka manusia dapat mengembangkan cara atau alat (perkakas)
untuk memperbesar kemampuan dalam mengenal atau mencerminkan maupun mengubah
keadaan.
Dalam mengenal dan mengubah keadaan materil manusia
melakukannya dengan sadar untuk memenuhi kebutuhan praktek sosialnya. Ide
revolusioner inilah yang mencermminkan hukum-hukum perkembangan kenyataan
obyektif, memainkan peranan pendorong perkembangan keadaan.
Jadi, ide tergantung pada materi. Ide bisa menjangkau ke
depan melampaui materi tetapi tidak bisa telepas dari materi. Materi
menentukan ide, tetapi ide mempengaruhi perkembangan materi. Disinilah
letak peranan aktif ide dalam praktek.
Praktek adalah aktifitas manusia mengenal dan mengubah
keadaan materi. Praktek mempunyai kedudukan penting dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan kehhidupan manusia. Dengan praktek manusia melahirkan ilmu
pengetahuan, menguji dan mengembangkannya. Perkembangan dan kemajuan teori
ditentukan oleh sejauh mana kemajuan praktek. Disinilah letak dialektika
antara teori dan praktek.
B. DUNIA
MATERIL ADALAH SATU KESATUAN ORGANIK
Terdapat saling hubungan secara organik, saling
bergantungan, saling mempengaruhi, saling menentukan satu sama lain pada dunia
materil.
Contoh: Siapa yang berani mengatakan bahwa tidak ada
hubungan antara tumbangnya Soeharto dengan naiknya harga-harga barang atau
dengan semaraknya gerakan mahasiswa di berbagai kota? Krisis ekonomi
global yang juga melanda Indonesia ditandai dengan melonjaknya harga sembako
telah mendorong mahasiswa untuk turun ke jalan-jalan untuk memprotes penguasa
yang korup dan nepotis. Bukankah bertambah parahnya ekonomi Indonesia
disebabkan karena tidak beresnya sistem politik yang dilanggengkan Soeharto.
Oleh karena itu, Soeharto harus digulingkan lebih dulu dan sistem politik harus
dibenahi. Dengan harapan bahwa kalau sistem politik sudah benar maka tidak ada
lagi kesempatan bagi penguasa untuk melakukan korupsi yang menyengsarakan
rakyat.
Saling
hubungan gejala-gejala adalah obyektif
Saling
hubungan gejala-gejala adalah suatu hukum yang obyektif berlaku di dunia
semesta ini. Saling hubungan bukan merupkan terkaan atau buatan manusia.
Saling hubungan memang ada secara obyektif. Oleh karena itu saling hubungan
gejala-gejala bukan perwujudan dari ide-ide atau pikiran manusia dan
sebagainya. Saling hubungan gejala-gejala tidak tergantung pada kesadaran
manusia.
Segala
sesuatu ditentukan oleh keadaan, tempat dan waktu
Dengan mengakui bahwa saling hubungan gejala-gejala sebagai
sebuah kenyataan obyektif maka kita juga harus mengakui bahwa segala
sesuatu gejala juga tergantung pada keadaan, tempat dan waktu.
Contoh: Kita tidak akan melakukan gerakan politik
klandestin/bawah tanah sebelum Soeharto rontok jika kondisi Indonesia saat itu
sudah demokratis. Karena kondisi Indonesia pada era Soeharto represif maka kita
bergerak dengan strategi illegal.
Contoh lain: Tidak mungkin di negara barat kita
mamaksakan agar hukum/adat timur dipakai disana sementara orang barat masih
cinta dan mempertahankan adat tersebut.
C. DUNIA
MATERIL SENANTIASA BERGERAK DAN BERKEMBANG
Dunia
materil senantiasa bergerak dan berkebang sesuai keadaan, tempat dan waktu.
Gerak materi adalah gerak sendiri
Karena gerak adalah bentuk keberadaan yang tidak bisa
dilepaskan dari materi maka dapat dikatakan bahwa materi mempunyai gerak
sendiri sebab esensi materi adalah gerak (intern materi) yang
paling menentukan, sedangkan gerak ekstern hanya mempengaruhi saja.
Contoh: Dalam suhu 50 derajat Celcius selama 21 hari maka
telur akan menetaskan anak ayam, sedangkan dalam suhu dan waktu yang sama, batu
tidak mungkin akan menetaskan anak ayam.
Ini artinya bahwa setiap materi mempunyai sifat gerak
sendiri-sendiri yang tidak bisa disa makan dengan materi yang lain. Jadi, gerak
dalam (faktor intern) yang paling menentukan, sedangkan gerak luar (faktor
ekstern) hanya syarat saja.
Diam
adalah salah satu bentuk gerak
Kita yakin bahwa materi senantiasa bergerak dan berkembang,
namun tidak menutup kemungkinan adanya keadaan materi yang 'diam'.
Diamnya materi bukan berarti materi itu berhenti bergerak atau materi itu telah
hilang sifatnya yang esensial. Tapi 'diam'nya materi disebabkan terjadinya
keseimbangan antara gerak dalam materi (faktor intern) dengan gerak luar (faktor
ekstern). Artinya, ada kesamaan kualitas antara gerak dalam dengan gerak luar.
Contoh: Seandainya aku mendorongkan kepalku ke tembok
dengan kekuatan 2 tenaga kuda sedangkan tembok tidak juga jebol, maka kita
dapat menyimpulkan bahwa kemungkinan tembok mempunyai kekuatan lebih atau sama
dengan 2 tenaga kuda. Sehingga akibatnya tembok tidak jebol. Coba kalau
kekuatan tembok di bawah 2 tenaga kuda. Bisa dipastikan temboknya jebol.
Contoh lain: Bisakan kita bayangkan Paket 5 UU Politik
dan Dwifungsi ABRI dicabut sementara kekuatan revolusioner yang menuntut hal
itu masih lemah? Atau kalah dengan kekuatan kaum Reaksioner Habibie-Wiranto
yang pro satus quo. Mengapa Paket 5 UU Politik tidak dicabut? Tentu jawabnya
adalah karena kekuatan revolusioner masih lemah, kecil atau mungkin karena
kekuatan revolusioner masih seimbang dengan kekuatan reaksioner pro kekuasaan.
Lemahnya kekuatan revolusioner ini karena tidak adanya tuntutan yang sama dalam
gerakan revolusioner itu sendiri. Ada yang menghendaki Dwifungsi ABRI dicabut
sekarang juga (PRD, Forkot, Fampred, Komrad, dll) sementara ada yang
menghendaki Pencabutan Dwifungsi ABRI dilakukan bertahap selama 6 tahun
(Kelompok Ciganjur--Megawati, Amien Rais, Gus Dur dan Sri Sultan HB X). Dan
lain-lain.
D. HUKUM
DIALEKTIKA MATERIL
Berangkat dari pengertian bahwa HUKUM DIALEKTIKA
adalah hukum tentang saling hubungan dan perkembangan gejala-gejala yang
berlaku secara obyektif dalam dunia semesta. Maka dapat ditarik benang merah
bahwa saling hubungan dan perkembangan materi /gejala-gejala merupakan dua segi
dialektika yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lainnya.
Ada 3 pokok hukum dialektika materil
1.
Tentang Kontradikasi
Hukum tentang kontradiksi merupakan esensi dari hukum
dialektika karena kontradiksi (pertentangan) mengungkapkan sumber atau
asal-usul dan hakekat perkembangan. Hukum kontradiksi mengajarkan bahwa segala
sesuatu terdiri dari bagian-bagian atau segi-segi yang berbeda atau kontradiksi
dan gerak atau perkembangan sesuatu itu terutama disebabkan adanya
saling hubungan yang berupa persatuan dan perjuangan antara segi-segi yang
berkontradiksi yang ada di dalamnya.
1.a.
Keumuman Kontradiksi
Hukum kontradiksi adalah umum dan universal. Bahwa dalam
fenomena material terdapat kontradiksi-kontradiksi yang terjadi secara umum
dalam seluruh proses gerak materi. Setiap hal tidak dibatasi oleh ruang dan
waktu.
Contoh: Dalam sejarah perkembangan masyarakat kita bisa
melihat silih bergantinya kontradiksi yang terjadi. Pada tahap masyarakat
Perbudakan terjadi kontradiksi kelas antara Tuan Budak dengan budak; kemudian
pada tahap masyarakat Feodal terjadi kontradiksi antara kelas Tuan tanah dengan
petani (buruh-tani) dan kontradiksi antara kelas bangsawan feodal dengan kelas
borjuis yang koeksistensi dengan kelas proletar. Ketika tahap masyarakat Feodal
tumbang dan diganti oleh tahap masyarakat baru yaitu masyarakat Kapitalisme,
terjadi pertentangan klas (kontradiksi) antara klas borjuis (kapita lis) dengan
klas proletar (buruh).
Dari contoh di atas kita dapat melihat dan sekaligus
menyimpulkan bahwa dalam satu keseluruhan proses perkembangan materi senantiasa
terjadi kontradiksi atau secara umum bisa dikatakan berlakunya hukum dialektika.
1.b.
Kekhususan Kontradiksi
Kontradiksi mempunyai kekhasan yang membedakan hal satu
dengan lainnya pada tingkat yang berbeda dari proses perkembangan. Juga
mempunyai kekhususan dalam kontradiksi yang membedakan tingkat perkembangan
yang satu dari lainnya.
Contohnya: Masih dengan contoh sejarah perkembangan
masyarakat. Pada tahap masyarakat Perbudakan terjadi kontradiksi antara budak
dengan Tuan Budak, sementara pada tahap masyarakat Feodal terjadi kontradiksi
klas tani dengan klas tuan tanah; dan pada tahap masyarakat Kapitalisme,
kontradiksi terjadi antara klas Borjuis dengan klas proletar.
Kekhasan / kekhususan kontradiksi dalam contoh di atas
adalah ciri khas masyarakat. Perbudakan adalah kontradiksi antara budak dengan
Tuan Budak. Tidak bisa disamakan dengan kekhasan masyarakat. Feodal yang
bercirikan kontradiksi antara tani dengan Tuan Tanah.
Kalau dalam masyarakat Feodal yang dipertentangkan adalah
perihal kepemilikan tanah, maka dalam masyarakat Kapitalis yang dipertentangkan
adalah kepemilikan modal dan alat-alat produksi. Dengan kata lain: Khasnya
masyarakat Feodal adalah tanah sebagai yang dipertentangkan, sedangkan khasnya
masyarakat Kapitalis adalah modal yang dipertentangkan. Dan lain-lain.
1.c.
Kontradiksi pokok dan bukan pokok
Kontradiksi pokok adalah kontradiksi yang menjadi poros dan
memimpin semua kontradiksi bukan pokok. Dalam penyelesaian kontradiksi, maka
kontradiksi pokok diutamakan.
Dalam setiap perkembangan hanya ada satu kontradiksi pokok
yang memegang peranan memimpin dan menentukan. Kontradiksi pokok memainkan
peranan yang memimpin kontradiksi-kontradiksi lainnya pada satu tingkatan
perkembangan tertentu maka ia merupakan dasar persoalan yang harus dipecahkan
lebih dulu dan hanya dengan demikian kontradiksi-kontradiksi
lainnya baru bisa dan lebih muda diselesaikan.
Walaupun demikian bukan berarti kontradiksi-kontradiksi yang
bukan pokok tidak ada peranannya atau pengaruhnya sama sekali terhadap
penyelesainnya kontradiksi pokok. Sebaliknya perkembangan kontradiksi-kontradiksi
itu mempunyai pengaruh yang tidak kecil terhadap penyele saiannya kontradiksi
pokok.
Contoh: Era pasca Soeharto tumbang terjadi pertentangan
antara Kaum revolusioner/reformis dengan kaum reaksioner--pro satus quo
(Habibie-Wiranto). Sementara di dalam tubuh kaum revolusioner/reformis sendiri
juga terjadi kontradiksi pendapat--sikap terhadap sistem/penguasa
Habibie-Wiranto. Misalnya kontradiksi antara PRD dengan kelompok moderat.
Manakah kontradiksi pokok dan bukan pokoknya?
Kontradiksi pokoknya adalah kontradiksi antara Kaum
Revolusioner / reformis dengan kaum Reaksioner-pro status quo. Ini kontradiksi
yang harus didahulukan penyelesaiannya. Sedangkan kontradiksi antara kelompok
revolusioner/reformis sendiri adalah kontradiksi bukan pokok. Kontradiksi bukan
pokok (antara pro-demokrasi) ini harus ditunda dulu. INGAT, bukan diabaikan !.
Ketika kontradiksi pokok terselesaikan maka secara otomatis kontradiksi bukan
pokok turut terselesaikan.
1.
d. Segi-segi yang kontradiksi
Setiap kontradiksi terdiri dari 2 segi yang mmempunyi arti
peranan dan kedudukan yang berbeda, ada yang menguasai dan ada yang dikuasai,
ada yang memimpin dan yang dipimmpin. Dalam keadaan tertentu dua segi itu
berada dalam kedudukan yang seimbang tetapi bersifat relatif dan sementara.
Segi yang berperanan menguasai atau mendominasi dalam
seluruh proses perkembangan mempunyai arti yang menentukan kualitas
kontradiksi. Segi yang berperanan memimpin pada tingkat-tingkat perkembangan
mempunyai arti yang menentukan terhadap arah yang dituju oleh perkembangan
kontradiksi itu pada tingkatan tertentu.
Segi yang baru pada awal proses perkembangan kontradiksi
masih mudah dan merupkan segi yang dipimpin dan dikuasai. Dalam proses
selanjutnya ia akan tumbuh menjadi besar dan kuat sehingga memimpin dan
mendominasi. Bila hal ini terjadi berarti kualitas kontradiksi itu telah
mengalami peruubahan.
Contoh: Pada Era Soeharto terjadi kontradiksi antara
Rezim Soeharto dengan PDI Perjuangan.Ketika Soeharto berkuasa, Soeharto lah
yang memimpin, menentukan dan dominan. Tapi ketika Soeharto ambruk, PDI
Perjuangan ganti memimpin, mendominasi, menentukan, mengarahkan dan menguasai.
Segi yang berkontradiksi dalam contoh tersebut adalah segi Rezim dan satu segi
lagi yaitu segi PDI Perjuangan.
2.
Tentang Perubahan Kuantitatif ke Perubahan Kualitatif
Hukum perubahan kuntitatif keperubahan kualitatif
menerangkan jalannya proses perkembangan segala sesuatu.
Perubahan kuantitatif adalah perubahan jumlah (bertambah/berkurang) susunan,
hubungan dan komposisi materi yang berlangsung secara evolusioner sampai pada
batas waktu tertentu. Perubahan kuantitatif merupakan syarat untuk menuju
keperubahan kuantitatif.
Perubahan kuantitatif menyiapkan perubahan kualitatif dan perubahan kualitatif
menyelesaikan perubahan kuantitatif yang lama dan melahirkan serta
mengembangkan perubahan kuantitatif yang baru. keduanya berlangsung terus
menerus secara bergiliran.
3.
Hukum tentang negasi dari negasi
Hukum
negasi dari negasi menunjukan orientasi gerak dan perkembangan segala sesuatu.
Hukum ini menggungkapkan pergantian kualitas lama dengan dengan kualitas baru
dalaam proses perkembangan dan peningkatan dari bentuk-bentuk yang rendah dan
sederhana kebentuk yang lebih tinggih dan kompleks.
Perkembangan materi mengulangi tingkat-tingkat yang pernah
terlampui tetapi mengulanginya secara lain di atas yang lebih tinggi. Contoh:
Dalam sejarah masyarakat bisa kita lihat bagaiamana masyarakat komunis akan
menjadi tahap masyarakat yang final setelah terjadi perubahan dari tipe
masyarakat sebelumnya, yaitu: Komunal
Primitif--Perbudakan--Feodal--Kapitalisme--Sosialisme. Setelah masyarakat
sosialis maka lahirlah masyarakat komunis baru yang lebih maju dari tipe
masyarakat Komunal Primitif, dan Lain-lain.
E.
PENUTUP
Demikianlah
Hukum Dialektika Materialis yang mengajarkan pada kaum pergerakan bagaimana
menyelesaikan atau mengakhiri suatu konntradiksi yang terjadi dalam masyarakat.
Kontradiksi antara rakyat yang tertindas dengan kaum militeris kapitalis yang
menindas hanya bisa diselesaikan dengan perubahan kuantitatif dalam hal ini
metode perjuangan,teori perjuangan daan strategi taktik perjuangan Kemudian
pasti akan disusul dengan Perubahan Kualitatif berupa runtuh atau tumbangnya
Masyarakat Militeris-Kapitalis yaitu masyarakat damai, masyarakat yang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar